Rabu, 05 Maret 2014
Sabtu, 08 Februari 2014
Review Komoditi Teh PTPN XII Wonosari Malang
NAMA
:
KHALIMATUS SA’DIAH
NIM
:
111710101054
KELAS/KELOMPOK
: THPB/9
RESUME
HASIL KUNJUNGAN INDUSTRI TEH PTPN XII WONOSARI
LAWANG
·
PTPN XII Wonosari Lawang merupakan
pabrik teh sekaligus kebun yang terletak di desa wonosari kecamatan Singosari,
lereng gunung Arjuno. Terletak di ketinggian 900-1250 meter dpl. Pabrik ini
tidak hanya memproduksi teh tetapi juga memproduksi kopi, karet, kakao, kayu
dan tanaman musiman lainnya.
·
PTPN XII Wonosari berdiri sejak tahun
1875 oleh kolonial belanda. Pada awal tahun 1910-1942 mulai dikembangkan
tanaman teh dan kina. Pada zaman penjajahan Jepang ditanami singkong dan
umbi-umbian. namun pada tahun kemerdekaan, 1945, kebun dikelola oleh negara
Indonesia dan pada tahun 1950 tanaman kina diganti dengan tanaman teh.
·
PTPN XII Wonosari membudidayakan
beberapa tanaman perkebunanan di antaranya teh 1.313,4 hektar, karet 7.816,8
hektar, kopi arabika 4.275,89 hektar, kopi robusta 4.648,88 hektar, kakao bulk
4.789,94 hektar dan kakao edel 1.632,76 hektar.
·
Berdasarkan ketinggiannya, daerah
penanaman teh dibagi menjadi tiga yaitu; 1)daerah rendah : < 800 meter,2)
daerah sedang : 800 – 1200 meter, 3)daerah tinggi :> 1200 meter.
·
Suhu rata-rata kebun Wonosari : 1)siang
hari 19-30OC dan 2) malam hari 19-24OC.
·
Jenis teh yang ditanam yaitu
1) teh
Cina(camelia Sinensis)
- akar : tunggang
- bunga : berwarna king keputihan,
diameter 2,5-4 cm, memiliki 7 biji Camelia Sinensis dan biji Camelia Oleifera
-
daun : berdaun kecil, meruncing sempit, banyak cabang, panjang 4-15 cm, lebar
2-5 cm, mempunyai rambut-rambut putih pada bagian bawah daun
-
dari segi rasa lebih strong
2) teh
india(Camelia Asam Mika)
- daun : lebih lebar dibadingkan teh
Cina, berwarna hijau tua, tekstur lebih lunak
- lebih tidak rentan terhadap penyakit
3) TRI(Tea Research Internasional)
Merupakan teh hasil persilangan antara
teh Cina dan teh india sehingga dihasilkan ukuran daun tidak terlalu lebar dan
tidak terlalu sempit seperti teh Cina.
·
Ciri-ciri tanaman teh: 1) akar tunggang,
2) berkambium, 3) daun oval meruncing, 4) serat meruncing panjang, 5) biji
belah dua dikotil, 6) tanaman hutan.
·
Syarat tumbuh tanaman teh : 1) curah
hujan tidak kurang dari 2.000 mm per tahun, 2) suhu udara 13-25OC,
RH <70%, ketinggian minimal 800 m dpl, pH tanah 4,5-6,0.
·
Manfaat teh sebagai minuman kesehatan
dan perawatan kulit.
·
Cara panen : teh dipetik 7 hari sekali
dengan 3 jenis daun yang dipetik :
1) Petikan
jendangan
Petikan pertama setelah dipangkas, 4
tahun sekali, untuk memperluas kanopi(memperluas bidang petik).
2) Petikan
produksi
-
Dilakukan setelah petikan jendangan,
sesuai rumus petik.
-
Diambil tunas yang sudah melewati bidang
petik.
-
Tunas terlalu muda diambil.
-
Pucuk burung diambil.
-
Tunas cabang samping dan tinggi teh
tidak boleh melebihi bidang pangkas.
3) Petikan
gendesan
Dilakukan
dengan cara memetik semua pucuk tanpa menggunakan rumus petik.
·
Daun yang dipetik ada tiga jenis, yaitu
: 1) peko atau pucuk teh yang tumbuh aktif, 2) burung atau pucuk yang sedang
istirahat, 3) kepel atau daun kecil diketiak daun tempat ranting tumbuh.
·
Kandungan senyawa teh yang lebih tua
lebih kuat dipengaruhi oleh senyawa polifenol dan katekin. Teh muda kadar
airnya lebih besar dibandingkan teh tua. Pada teh yang sudah tua juga
mengandung minyak atsiri dan vitamin c yang lebih banyak.
·
Rumus petikan teh:
·
Teh yang dihasilkan adalah teh hijau, teh putih
dan teh hitam.
1)
Teh hijau(green tea) : tidak melalui fermentasi,
warna seduahn teh hijau, kandungan tanin tinggi.
2)
Teh hitam(black tea) : fermentasi penuh, tanin
diubah menjadi theaflavin dan thearubigin, warna seduhan teh hitam atau coklat
gelap
3)
Teh putih(white tea) : teh pucuk jenis teh cina yang bagian belakang
daun terdapat rambut-rambut putih.
·
Proses pengolahan teh :
1)
Pelayuan : mengurangi kadar air sampai 30%,
selama 8-12 jam. setelah dilayukan diangkut menggunakan konveyor ke mesin
leafsister untuk memisahkan ranting-ranting yang tidak diperlukan pada
pembuatan teh.
2)
CTC : daun teh menjadi butiran-butiran teh
3)
Mesin gogie : untuk membuat partikel teh
4)
Fermentasi : untuk menentukan aroma dan rasa, 95
menit, 20OC, RH 90-95%
5)
Pengeringan : untuk menghentika proses
fermentasi, kadar air berkurang 3%, selama 20 menit, suhu 120OC.
6)
Sortasi : berdasarkan mutu BP 1(Broken Packo 1),
PF 1(Packo fann 1), PD(packo Dash), D1(Dash 1), Fann(Fannik), D 2(Dash 2), D
3(Dash 3)
Hasil Review dari Kakao Conching di Pushlit
Conching adalah suatu proses yang
bertujuan untuk menguapkan sebagian asam yang tidak diinginkan dalam coklat
yang dilakukan selama 24 jam. untuk menghentikan proses conching dengan tester
. Apabila rasa asam sudah hilang, maka proses conching dihentikan.
Tahapan conching
1) Bahan
baku conching
Bahan baku yang
disiapkan adalah kakao pasta, gula 25%, susu 22,5%, lemak kakao 27,5 %, lesitin
0,3%, soda 0,4%, vanili 0,1%. Bahan ditimbang sesuai kapasitas 25 kg.
2) Pencampuran
Bahan-bahan
dimasukkan pada bejana dengan kapasitas 25 kg. Kemudian suhu disetting suhu 70OC.
Kalau suhu lebih dari 70OC maka dapat menimbulkan caramel pada
coklat.
3) Pelembutan
Asam yang berada
pada coklatsebagian menguap. Partikel gula, susu, coklat akan diselimuti lemak
sehingga teksturnya halus dan lebih baik. Dua jam sebelum diturunkan,
ditambahkan lesitin 0,3% sebagai emulsifier, soda 0,4% sebagai pengembang
sehingga membentuk tampilan coklat lebih mengkilat, vanili 0,1% sebagai
penambah aroma. Cara menambahkan lesitin yaitu pada saat mesin berputar dan
suhu diturunkan 45OC agar coklat tidak beraroma sangit atau gosong.
Mesin untuk pelembutan ini terdiri dari 2 rol. Dimana fungsi dari kedua rol
tersebut sama, 1 rol berputar secara vertikal horizontaldan satu rol yang lain
berputar secara horizintal.
4) Berat
akhir setelah conching menjadi susut 0,5%
5) Setelah
tahap conching, coklat disaring dengan ayakanstainlees 80 mesh.
Pengepresan
Pengepresan ini bertujuan untuk
mengekstrak lemak kakao. Alat press dialiri elemen panas untuk membantu proses ekstraksi.
kapasitas alat press yang digunakan 5 kg menghasilkan lemak kakao 3,2 kg lemak
dan sisanya bungkil. Pengepresan berlangsung selama 20-50 menit dengan tekanan
4200 psa. Bungkil ternyata masih mengandung lemak 10-12% lemak.
Pasta kakao dengan kapasitas 5 kg
dimasukkan teflon yang kemudian ditekan. Alat pengepres dilengkapi elemen
pemanas agar lemak tidak membeku. Bagian paling bawah alat pengepres dilengkapi
dengan kain saring 80 mesh.
Bungkil hasil pengepresan di
angin-anginkan selama 2-3 hari.
Teknologi Pembuatan DOT Bayi
PENERAPAN TEKNOLOGI IRADIASI LATEKS
ALAM DALAM PEMBUATAN DOT BAYI
TEKNOLOGI
PENGOLAHAN KOMODITI PERKEBUNAN HILIR
Oleh
Kelompok 9 :
1.
Silvina
Agustina 111710101018
2.
Khalimatus
Sa’diyah 111710101054
3.
Triamega
Puspitasari 111710101068
4.
Dandy
Pradita Dwi R 111710101076
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS TEKNOLOGI
PERTANIAN
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
2013
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia
merupakan salah satu negara yang memiliki perkebunan karet paling luas didunia.
Sebagian besar karet alam tersebut diekspor dalam bentuk bahan baku karena
industri barang-barang dari karet dalam negeri belum berkembang dengan baik.
Lateks karet iradiasi atau lateks alam pekat pra-vulkanisasi adalah lateks alam
yang divulkanisasi dengan menggunakan teknologi nuklir, dan langsung dapat
digunakan untuk membuat barang karet seperti sarung tangan, balon, topeng,
bola, produk dekorasi panggung/film, dot bayi dll.
Pada makalah kali ini, kami akan membahas mengenai
proses pembuatan dot bayi, memang banyak kekurangan dan kelebihan dot bayi.
Berikut ini adalah kelebihan dot bayi dengan adanya Dot maka proses merawat
bayi semakin dimudahkan karena orang tua tidak terlalu terganggu apabila di
waktu-waktu tertentu keinginan untuk menghisap si buah hati timbul(khususnya
saat tengah malam).
Pengolahan
lateks alam iradiasi artinya cara membuat lateks alam iradiasi dari lateks alam/getah
pohon karet dengan menggunakan sinar gamma Cobalt-60 atau berkas elektron
sebagai sumber energi.
Teknologi Lateks Alam Iradiasi adalah suatu teknologi
bagaimana cara membuat/ memproduksi barang barang karet dari lateks alam
iradiasi. Saat ini ada lima cara membuat barang-barang karet dari lateks alam
iradiasi, yaitu dengan cara celup, cara tuang, cara semprot, cara pelapisan dan
dengan cara pembusaan.
1.2 Tujuan
1. Uutuk
mengetahui proses pembuatan dot bayi dengan bahan dasar lateks alam
2. Untuk
mengetahui cara-cara pembuatan barang-barang karet dari karet alam iradiasi
1.3 Manfaat
1. Mengetahui
kelebihan dan kekurangan penggunaan karet alam iradiasi
2. Mampu
memahami pengertian karet alam iradiasi
3. Mampu
memahami pembuatan dot bayi dengan karet alam iradiasi
BAB
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengolahan Lateks Alam Iradiasi
Lateks
alam radiasi artinya cara membuat lateks alam atau getah pohon karet dengan menggunakan
sinar gamma cobalt-60 atau berkas elektron sebagai sumber energi. Sinar radiasi akan membentuk
radikal yang kemudian saling berinteraksi membentuk cross lingking atau ikatan
silang sehingga didapatkan karet yang lebih elastis dan plastisitas rendah.
|
Pusat aplikasi teknologi isotop dan radiasi
(PATIR)-BATAN sejak tahun 1974 melakukan penelitian tentang vulkanisasi lateks
alam iradiasi. Dengan sumber radiasi berkapasitas sekitar 6.000 curie, yang
mampu meradiasi 2 liter setiap 17 jam. vulkanisasi lateks tidak hanya
menggunakan iradiasi tetapi dapat juga menggunakan belerang.
Pada tahun 1979 didirikan
Panoramic Serba Guna(Iparsena) dengan kapasitas sebesar 80.000 curie dan mampu
memecahkan masalah dalam industri karet. Teknik radiasi lebih hemat bahan kimi,
energi dan waktu, juga lateks yang dihasilkan bebas. PATIR BATAN mampu memecahkan masalah dalam industri
karet.
Vulkanisasi alam lateks dengan radiasi
hanya menggunakan dua macam bahan kimia, tidak perlu diperam dan dipanaskan
tetapi langsung dapat diproses menjadi produk industri karet yang dikehendaki.
Penelitian ini berkembang pesat dengan
didirikannya iradiator lateks alam yang diresmikan pada tanggal 8 Desember
1983. Iradiator lateks berasal dari radiasi Cobalt-60 berkapasitas 225.000
Curei dan dapat meradiasi lateks alam sebanyak 1.500 ton setahun.
Sifat lateks alam iradiasi secara visual
sangat sulit dibedakan dengan lateks alam proses belerang, baik dari sifat
warna, bau, dan bentunya sama, yaitu berupa caira karet lateks alam radiasi n
berwarna putih susu atau berbau amonia. Perbedaannya tampak bila dilihat dengan
“Scaning Electron Microscope”, yaitu diameter rata-rata partikel karet alam iradiasi
lebih kecil dari pada karet lateks non-iradiasi. Daya simpan lateks alam
radiasi lebih tahan lama selama 6 bulan, sedangkan untuk vulkanisasi belerang
mampu disimpan selama 3 minggu. Lateks iradiasi ini tidak menyebabkan penyakit
kanker atau alergi dalam produknya
Saat ini, cara membuat barang-barang
karet dari lateks alam radiasi, yaitu cara celup, caratuang, cara semprot, cara
pelapisan dan dengan cara pembusaan.
2.1.1 Pembuatan barang karet dengan
cara celup
Cetakan dimasukkan ke dalam lateks alam
iradiasi,kemudian lateks yang menempel pada cetakan dikeringkan, selanjutnya
dilepas dari cetakannya.Barang-barang karet yang dihasilkan dengan cara celup
ini mempunyai ketebalan di bawah 0,5mm. Barang karet tersebut adalah sarung
tangan, balon, kondom, dll.
2.1.2 Pembuatan barang karet dengan
cara tuang
Lateks alam iradiasi dituangkan ke dalam
cetakan, kemudian setelah lateks yang melekat pada cetakan kering, dilepas. Barang-barang
karet yang dihasilkan dengan cara tuang ini mempunyai ketebalan di atas 0,5 mm,
misalnya topeng, perlak bayi.
2.1.3 Pembuatan barang karet dengan
cara semprot.
Lateks alam iradiasi disemprotkan
melalui lubangkecil, kemudian lateks yang keluar dari lubang kecil tersebut
digumpalkan, dicuci dan dikeringkan.Cara ini hanya bisa dikerjakan oleh
industri menengah atau besar, karena biasanya menggunakanperalatan yang serba
otomatis. Barang karet yang dihasilkan berupa benang karet.
2.1.4 Proses pelapisan dengan
lateks alam iradiasi.
Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk
melapisisuatu benda, yaitu dengan cara mengulaskan lateks alam iradiasi. Dan
yang lain dengan caramenyemprotkan lateks ke 2.1.4 permukaan benda. Cara
pertama dapat dilakukan di industri tekstil, yaitupelapisan kain.
2.1.5 Pembuatan barang karet dengan
cara pembusaan.
Lateks alam iradiasi diberi bahan kemudian diaduk sampai lateks tersebut
berbentuk busa, lalu dalam keadaan berbusa lateks digumpalkan. Barang karet
yang dihasilkan adalah karet busa.
2.2 Keuntungan Memakai Lateks Alam
Radiasi Adalah Sebagai Berikut ;
1.
Hemat bahan kimia, hemat energi panas,
hemat waktu serta dapat disimpan dalam waktu 6 bulan.
2.
Tidak mengandung zar karsinogen, tidak
beracun, tidak mengandung protein alergen, produk karet tidak berbau tajam dan
lebih elastis.
3.
Lebih mudah didegradasi oleh alam karena
aktivitasnya rendah, sehingga karet dari lateks alam radiasi tidak mencemari
dan akrab dengan lingkungan.
BAB III.
PEMBAHASAN
3.1 Proses Pembuatan Dot Bayi
Proses
pembuatan dot bayi sama halnya dengan pembuatan sarung tangan. Dalam proses
pembuatan dot bayi perlu sangat diperhatikan karena dot bayi dipakai oleh bayi
yang biasanya rentan terhadap alergi. Ada dua jenis alergi lateks yaitu alergi
tipe I dan tipe IV. Alergi tipe I yaitu alergi yang disebabkan oleh protein
lateks yang dapat mengancam nyawa dan mengarah pada kondisi yang serius atau
disebut anafilaksis. Anafilaksis menyebabkan hilangnya kesadaran yang ditandai
dengan penurunan darah secara signifikan. Tipe IV atau dermatitis kontak
ditandai dengan adanya reaksi hipersensivitas tertunda yang biasanya
termanifestasi dalam bentuk ruam kulit dan gatal-gatal. Sensivitas dapat
terjadi akibat kontak langsung menghirup partikel lateks dari udara. gejalanya
tergantung pada jenis alergi yang terjadi. Umumnya gejalanya adalah gatal, ruam
kulit dan gatal-gatal, bersin, mata berair, keluar ingus dan batuk. Jika
mengarah pada anafilaksis, gejalanya adalah sesak nafas, dada sesak, tekanan
darah rendah, kebingungan, pusing, susah berbicara, mual dan muntah dan denyut
jantung lemah. Untuk mengatasi alergi tersebut dengan cara menghindari penyebab
alergi yaitu lateks atau diobati dengan antihistamin, kortikosteroid dan
suntikan epinefrin. Suntikan epinefrin digunakan untuk mengobati
hipersensitivitas parah dan anafilaksis. Kortikosteroid topikal dan oral untuk
mengobati dermatitis kontak.
Dengan
demikian pentingnya penyediaan layanan kesehatan dan keselamatan kerja pada
suatu industri karet untuk mengatasi beberapa pekerja yang alergi terhadap
lateks.
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah ini dapat ditarik suatu
kesimpulan sebagai berikut:
1. Teknologi
iradiasi digunakan dalam pembuatan dot bayi karena kelebihan teknologi ini
dapat menghilangkan protein lateks yang menyebabkan alergi pada bayi.
2. Dot
bayi yang dibuat dari bahan dasar lateks harus aman dan tidak beracun bagi
bayi.
3. Sifat
karet iradiasi lebih elastis dan plastisitas rendah dikarenakan adanya radikal
bebas dari sinar gamma menyebabkan adanya ikatan silang atau crosses link.
4. Kelebihan
karet iradiasi yaitu daya simpan yang lebih lama, hemat bahan kimia, tidak
karsinogenik dan ramah lingkungan.
5. Upaya
yang dilakukan untuk mencegah alergi lateks yaitu menghindari lateks, Apabila sudah terkena alergi maka bisa
diobati dan penyediaan pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja pada industri
lateks.
3.2 Saran
Teknologi iradiasi ini cukup mahal.
Untuk itu perlu adanya teknologi yang dapat ditekan harganya tapi dijamin juga
kualitas teknologinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Syamsu, Y, dkk.
2003. Teknologi Terobosan Pemecahan
Masalah Protein Alergen Pada Lateks Alam. Bogor : Balai Penelitian
Teknologi Karet.
Langganan:
Postingan (Atom)